Senin, 27 April 2015

Identifikasi dan Pengembangan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Menggunakan Pendekatan Gunung Es Matemaatika Realistik



Dian Ikawati Rahayuningtyas
NIM. 14712251006
Prodi Pendidikan Dasar
Konsentrasi Praktisi (Guru Kelas)
Dosen Pengampu. Prof. Dr. Marsigit, M. A.


Identifikasi dan Pengembangan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Menggunakan Pendekatan Gunung Es Matemaatika Realistik

A.      Pendidikan Matematika Realistik
Van de Heuvel-Panhuizen (Ariyadi Wijaya, 2011: 20) menyatakan bahwa “Pendidikan  matematika  realistik  lebih  menempatkan  penekanan  penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imaginable) oleh siswa.” Pendapat Ariyadi Wijaya berbeda dengan pendapat Robert Sembiring, dkk (2010: 44),Realistic mathematics education then wouldrefer to mathematics instruction based on practical problem in an everyday life context.” Pendapat Robert Sembiring bila diartikan dalam bahasa indonesia sebagai berikut, pendidikan matematika realistik mengacu pada pelajaran matematika berdasarkan pada masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan Pendidikan matematika  realistik  adalah  suatu  pendekatan  pembelajaran  yang  menekankan akan pentingnya konteks nyata yang dikenal oleh siswa, sehingga siswa dapat membayangkan masalah tersebut. Pendidikan matematika realistik juga melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan oleh siswa sendiri.

B.       Pendekatan Gunung Es ( Iceberg) pada Pendidikan Matematika Realistik
Dalam konsep gunung es, matematika realistis dibagi menjadi 4 bagian utama. Tahapan paling rendah adalah matematika konkret, kemudian model konkret, diatasnya ada model formal, dan yang paling atas adalah matematika formal. Menurut Frans Moerland (Yunia Indri 2013, diakses 21 April 2015), memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es.
Seperti yang kita tahu, gunung es terbentuk mula-mula dari dasar laut, kemudian semakin  ke  atas,  ke  atas  dan  sampailah  pada  pembentukan  puncaknya  yang terlihat di atas permukaan laut. Seperti gunung-gunung pada umumnya, bagian dasar gunung es, yang paling dasar tentunya memiliki daerah atau wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan bagian atanya. Sedangkan matematika yang diajarkan pada kebanyakan seolah sekarang hanyalah matematika yang tampak di atas permukaan air laut saja dalam gunung es tersebut, yaitu hanya matematika formal saja. Padahal masih banyak tahap yang ada di bawahnya yang sangat mempengaruhi kekokohan pengetahuan yang dibangun. Untuk membangun pengetahuan matematika siswa maka pertama yang harus dibangun adalah dengan hal-hal yang konkret, yang ada di dalam kehidupan siswa sehari-hari. Harus dipastikan  bahwa  tahap  ini  terbangun  dengan  kokoh,  dan  dilanjutkan  dengan tahap selanjutnya. Hal ini diadopsi pula untuk pendekatan Pendidikan Matematia Realistik. Pengetahuan matematika dibangun dari hal-hal yang konkret, kemudian baru skem, kemudian model, baru terakhir ke matematika formal. Porsi pembelajaran matematika dengan hl-hal konkret adalah yang paling besar dibanding dengan yang lain. Bila diuraikan, maka tahapan pengkonstruksian pengetahuan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1.        Matematika Konkret
Merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan matematika, yang dapat dilihat bentuk nyatanya secara konkret, misalnya pohon, banyaknya daun dalam sebatang pohon, dan lain sebagainya..
2.         Model Konkret
Berbentuk gambar atau foto dari bentuk nyata matematika konkret, yang telah terkena manipulasi atau campur tangan, misalnya gambar atau foto sebatang pohon, foto binatang dan lain sebagainya.
3.        Model Formal
Dalam model formal, penjumlahan dilakukan dengan menggunakan model berupa foto  atau  gambar.  Misalnya, foto  atau  gambar  disiapkan  sejumlah  bilangan  yang  akan dijumlahkan, sehingga untuk mengetahui hasil penjumlahan, siswa harus menghitung banyaknya foto atau gambar tersebut.
4.        Matematika Formal
Merupakan tingkatan paling tinggi dalam Ice Berg. Misalnya, dalam matematika formal, penjumlahan matematis tidak lagi dilakukan menggunakan model berupa foto maupun gambar, melainkan langsung menggunakan bilangan yang akan dijumlahkan.
           
            Kelas               : IV
            Tema               : 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
            Sub Tema        : Hewan dan Tumbuhan di Lingkunga Rumahku
            Pembelajaran   : 1

Kompetensi Inti
1.      Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi  Dasar
3.1 Mengenal konsep pecahan senilaidan melakukan operasi hitung pecahan menggunakan benda konkret/gambar.
4.3 Mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagi kemungkinan jawaban.

Indikator
1.      Menentukan pecahan setelah mengamat gambar dan melengkapi tabel
2.  Membedakan pecahan senilai dan tidak senilai setelah melakukan eksplorasi dengan gambar pecahan dan diskusi kelas.





Sumber:
Ariyadi Wijaya. (2012). Pembelajaran Matematika Realisik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Yulia Indri. (2013). Pendekatan Gunung Es (Iceberg) Pada Pendidikan Matematika Realistik. Diakses dari: http://yuniaindri.blogspot.com/2013/01/pendekatan-gunung-es-icebergpada.html pada tanggal 21 April pukul 15.00 WIB.
Robert Sembiring. dkk. (2010). A Decade Of PMRI In Indonesia. Bandung: Ten Brink, Meppel.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar